Akhirnya waktu yang dinanti pun tiba setelah setahun
merencanakan dan menabung untuk melakukan pendakian gunung tertinggi ke 3 di
Indonesia yaitu Gunung Rinjani dengan ketinggian 3726 Mdpl. Tanggal 2 Juni 2013
adalah tanggal booking tiket penerbangan kami yang akan mengantarkan kami ke
pulau lombok Nusa Tenggara Barat, setelah 1 bulan sebelumnya memesan tiket
pesawat terlebih dahulu.
Dalam pendakian ke gunung Rinjani ini Tim One Way Adventure
terdiri dari 5 orang yaitu Teguh Triyono, Fajar Tri Aryadi, Iqbal Pradipta,
Juny Erdianto, dan Toni Ferdiansyah. Kami berlima sudah menyiapkan mental dan
fisik untuk melakukan pendakian kali ini, maklumlah kami ini anak satu
tongkrongan, pernah satu SMP, satu SD, malah temen satu TK. Dan bisa dibilang
kami ini teman dari kecil ( lah jadi curhat..... okelah lanjut lagi)
Sabtu, 1 Juni 2013
Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB dan sudah saatnya
kami berlima berangkat ke Bandara Soekarno Hatta Cengkareng untuk mengejar
pesawat, kami berlima berangkat dari Tambun-Bekasi tepatnya Perum. Papanmas
(ada yang tau ?) dari rumah Iqbal. Tapi sebelumnya kami sudah minta tolong
kepada teman kami lainnya untuk mengantarkan kami ke Bandara. Dan syukur
Alhamdulillah teman kami ini bersedia untuk meminjamkan kendaraannya
mengantarkan kami ke Bandara. Teman yang mengantarkan kami ke Bandara yaitu Ponk-Q sebagai supir, Agung Black sebagai navigator, Afri Neddy
dan Banik sebagai juru parkir (hahaha becanda mas bro :D). Ke Lombok jadi
seperti pergi haji yang nganter banyak banget. Hahaha. Apa cuma pengen ngeliat
pesawat, hahahah (kidding)
Penampakan kami saat berada di Bandara Soekarno-Hatta |
Minggu, 2 Juni 2013
05.00 WIB pesawat kami take off (istilah tambunnya udah
mablang/terbang) dari Bandara Soekarno Hatta menuju Lombok Nusa Tenggara Barat.
Akhirnya sesuai estimasi waktu yang tertera di tiket pesawat yang memakan waktu
penerbangan kurang lebih 1 jam 40 menit pesawat kami mendarat dengan selamat di
Bandara Internasional Lombok pada pukul 07.40 WITA (udah lebih sejam nih dari
WIB, bingungkan ? pasti bingung ? gw aja bingung #ignore)
Bandara Internasional Lombok |
07.40 WITA kami tiba di Bandara Internasioanal Lombok dan
mengambil barang bawaan kami di bagasi. Setelah mengambil barang di bagasi kami
langsung ke luar Bandara untuk mencari kendaraan menuju Desa Sembalun ( Base
Camp Sembalun). Kami berlima tidak perlu mencari kendaraan lagi untuk menuju
Desa Sembalun karena kami sudah di jemput oleh temannya fajar Tri Aryadi yang
berada di Lombok (enak ya punya teman banyak), yang bernama Ayu dan Bang Rizal
sebagai driver kami. ( tapi tetep aja nyarter dengan harga kawan, hahaha)
08.30 WITA kami mulai meninggalkan Bandara Internasional
Lombok menuju Desa Sembalun, karena perut
yang sudah terasa lapar dan belum beli logistik untuk keperluan
pendakian akhirnya kami mampir di pasar Aikmal terlebih dahulu. Setelah perut
terisi dan logistik terpenuhi kami melanjutkan perjalan menuju Desa Sembalun,
sepanjang perjalanan mata kami dimanjakan pemandangan dan udara segar pulau
Lombok. Jalan mulai berliku dan monyet-monyet liar menampakkan dirinya di
pinggir jalan menandakan kami sudah mulai memasuki daerah kaki gunung Rinjani.
12.00 WITA akhirnya kami sampai di Base Camp Sembalun (cepet
yaa ? iyalah Bang Rizal nyupirnya edaannn kya’ pembalap Mclaren hahaha). Syarat
wajib bagi pendaki untuk melakukan pendakian di TNGR (Taman Nasional Gunung
Rinjani) adalah registrasi para pendaki dengan melampirkan foto copy KTP dan
membayar tiket masuk beserta asuransi Rp. 2.500,- / orang. (murah yaa ? ngga
seperti Taman Nasional tetangga sebelah #ehh)
Base Camp Sembalun |
13.00 WITA setelah re-packing dan ganti kostum mendaki
(maklum, kan tadi pagi naek pesawat) kami mulai mendaki melalui Desa Sembalun.
16.00 WITA setelah berjalan kurang lebih 3 jam akhirnya kami
sampai di Pos 1 Sembalun dengan cuaca yang sudah terlihat mendung dan gerimis,
maklumlah dari base camp ke pos 1 3 jam, karena kami pendaki woles hahaha.
Disaat kami istirahat di Pos 1 ternyata hujan mulai turun, dan kami pun mulai
menyiapkan perlengkapan perang (jas ujan mana jas ujann) perjalanan kami
lanjutkan untuk menuju Pos 2 Sembalun dengan keadaan hujan dan masih track perbukitan.
Pos 1 Sembalun dan cuaca mulai kabut disertai gerimis |
17.30 WITA tibalah kami di Pos 2 Sembalun, setelah kami tiba
di Pos 2 ternyata di pos 2 sudah banyak pendaki lain yang berteduh, dan
ternyata itu pendaki yang kita temui di Base Camp Sembalun. Di saat kami
berbincang-bincang si Teguh nyeletuk “kyanya kenal deh sama abang ini ? oh yang
waktu itu ke Gn. Cikuray ber dua yak “ dan ternyata benar kami bertemu Mas Adi
yang waktu itu Teguh, Fajar dan Iqbal mendaki Cikuray pertama pada bulan
Desember 2012. Karena kami istirahat sudah terlalu lama dan terasa dingin
akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Pos 3 Sembalun
Suasana di Pos 2 Sembalun |
18.00 WITA hari mulai gelap dan hujan pun masih turun, dan
kami pun mulai menambahkan perlengkapan perang lagi (senter mana senterr).
Berjalan....berjalannn.... dan terus berjalan hingga akhirnya menemui Pos 3
extra (wewww gw kira udah Pos 3 ga taunya ada bacaan “extra” sabar...sabar). di
pos 3 extra kami tidak istirahat karena setelah bertanya ke pendaki yang sudah
berulang kali ke Rinajni jarak antara Pos 3 extra dan Pos 3 itu tidak terlalu
jauh, masih sekitar 1,5 jam lagi lah kurang lebih.
21.00 WITA akhirnya kami sampai di Pos 3 Sembalun dengan
keadaan mulai kelelahan dan tentunya laper, track di saat hujan memang sedikit memakan
tenaga karena ransel bertambah berat
karena basah. Kami memutuskan ngecamp di Pos 3 Sembalun dan mulai mencari
lapak, Alhamdulillah akhirnya kami kebagian lapak walau ala kadarnya dengan
posisi di pinggir tebing dan agak miring, tapi ngga papalah dari pada ngga
kebagian dan ngga bisa istirahat :D.
Setelah tenda berdiri kami pun langsung berganti kostum tidur dan mulai
masak untuk mengisi perut kosong dan menghangatkan badan. Setelah perut terisi
acara tidurpun dimulai. Perlu diketahui di Pos 3 Sembalun ini jangan takut akan
kekurangan air karena sumber air di Pos 3 ini banyak sekali, mau yang mandi,
buang hajat juga bisa :D.
Senin, 3 Juni 2013
06.00 WITA kami terbangun dan sinar mentari mulai
menampakkan cahyanya (ceileee bahasanyeee) mumpung ada sinar matahari kami pun
memanfaatkannya untuk menjemur pakaian, sepatu, dan lainnya yang basah untuk
dijemur, sembari menjemur kami pun juga memasak untuk persiapan tenaga menuju
pelawangan Sembalun. Seperti yang diceritakan teman-teman kami yang sudah
pernah ke TNGR, setelah Pos 3 track yang dilalui itu mulai terasa berat dan
berat untuk menuju pelawangan Sembalun. Dan track itu dinamai “7 Bukit
Penyesalan” (weeeewww namanya udah bikin down duluan -__-) jadi di balik bukit
ada bukit, di balik bukit ada bukit begitu seterusnya sampai 7 kali, itu
katanya.
Memanfaatkan sinar matahari untuk menjemur :D |
Tempat camp kami di Pos 3 Sembalun |
12.00 WITA dengan mental dan tekad yang bulat kami mulai
melanjutkan pendakian tak perduli berapapun bukit yang harus kami lalui karena
kami sudah bulatkan tekad dari awal. Bismillah dengan izin Allah kami mulai
melanjutkan pendakian. Satu bukit, dua bukit, tiga bukit, dan akhirnya kami pun
lupa sudah berapa bukit, akhirnya kami mengabaikan berapa bukit yang sudah kami
lalui, dan juga dari 7 bukit penyesalan terlihat jalur letter S Rinjani yang
sempat membuat down kami, (ternyata masih jauh yaaaa ) . Break, haha hihi,
ngopi, ngerokok, nyemil, melihat pemandangan sambil ngos-ngosan, itulah yang
kami lakukan di sepanjang perjalanan di 7 bukit penyesalan. Saya juga tidak
tahu kenapa diberikan nama 7 bukit penyesalan ? (mungkin ada yang tahu ).
Analisa saya sih dinamakan 7 bukit penyesalan itu karena ada 7 bukit yang harus
dilalui setiap para pendaki untuk menuju pelawangan sembalun dan akhirnya
menyesal. Iyaaaa menyesal kenapa baru sekarang melihat panorama seindah ini di
pelawangan sembalun. Dengan panorama Danau Segara Anak, Gunung Baru jari yang
muncul di danau segara anak, kaldera yang luas, puncak Rinjani yang gagah
Subhanallah sungguh indah sekali CiptanMU ya Allah, beruntungnya saya
dilahirkan di Negri yang cantik, indah, atau apalah ini. Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Break sejenak |
Terlihat jalur letter S dari 7 bukit penyesalan |
17.00 WITA tiba di pelawangan sembalun sembari menikmati
sunset dan tentunya foto-foto :D. Setelah puas menikmati panorama ciptaan Tuhan
kami pun mencari lapak untuk membuka tenda, karena matahari sudah terbenam dan
suhu udara sudah mulai menurun kami pun langsung berganti kostum dan berbagi
tugas. Ada yang mengambil air, masak, dan mendirikan tenda. Perlu diketahui di
pelawangan sembalun ini juga terdapat mata air jadi kita tidak perlu khawatir
akan kekurangan air, tapi perjalanan untuk mengambil air di pelawangan sembalun
ini cukup lumayan sekitar 30 menit untuk mencapai mata air tersebut. Malam hari
di pelawangan sembalun cukup indah dengan ditemani bintang-bintang dilangit dan
udara yang dingin. Kami makan diluar tenda untuk menikmati suasana tersebut dan
briefing untuk summit attack pada malam hari nanti.
Panorama pelawangan Sembalun (sorry tanggal kameranya ngaco :D) |
Panorama Pelawangan Sembalun |
Sunset Pelawangan Sembalun |
Selasa, 4 Juni 2013
00.30 WITA dini hari alarm mulai berbunyi dan kami pun
terbangun untuk melakukan summit attack (pendakian menuju puncak rinjani).
Melakukan persiapan, makan cemilan membawa beberapa botol air dan cemilan
akhirnya 01.00 dini hari kami mulai melakukkan summit attack dengan berdoa
terlebih dahulu sebelumnya, memohon kepada Maha Pencipta untuk diberikan
kelancaran, kemudahan, dan kesuksesan dalam mencapai puncak Rinjani. Track
curam, berpasir, udara, angin dingin, bahkan suara gemuruh (geluduk bahasa
Bekasinya) mulai kami rasakan. Sungguh membutuhkan tekad, perjuangan, dan
kesabaran yang besar untuk menjalani itu semua. Disaat kami berada di letter S
ternyata para pendaki sudah mulai kelelahan dan sudah salip menyalip (ada yang
tidur dibalik bebatuan besar, ada yang lagi sholat di balik bebatuan, ada yang serokoan di balik batu dan lain-lain)
05.30 WITA Alhamdulillah atas ijin Allah SWT akhirnya kami
sampai di puncak Gunung Rinjani gunung tertinggi ke 3 di Indonesia dengan
ketinggian 3726 Meter di atas permukaan laut. Rasa bahagia, tidak percaya kalau
sudah di puncak, ingin menangis tapi ngga bisa,
semua di rasakan di puncak Rinjani. di puncak Rinjani kami berfoto
bersama, menikmati indahnya matahari terbit, dan berfoto bersama pendaki lain
baik dari dalam negri maupun luar negri. Semua merasa kita ini saudara walaupun
baru satu kali itu bertemu, karena kita punya tujuan dan perjuangan yang sama
yaitu menggapai puncak tertinggi dan kembali dengan selamat.
Iqbal Pradipta di Puncak Rinjani (3726 Meter di atas permukaan laut) |
Fajar Tri Aryadi di Puncak Rinjani (3726 Meter di atas permukaan laut) |
Toni Ferdiansyah di Puncak Rinjani (3726 Meter di atas permukaan laut) |
Teguh Triyono di Puncak Rinjani (3726 Meter di atas permukaan laut) |
Juni Erdianto di Puncak Rinjani (3726 Meter di atas permukaan laut) |
Tim One Way Adventure (EE ONYET) di Puncak Rinjani (3726 Meter di atas permukaan laut) |
Pak'de dari Canada hahaha (sori tanggalnya ngaco lagi :D) |
06.30 WITA setelah 1 jam berada di puncak Rinjani kami
memutuskan untuk kembali turun ke tenda karena udaranya begitu menusuk
(dingiinn brrooo). Pada saat summit attack kami memerlukan kurang lebih 4,5 jam
untuk mencapai puncak dan pada saat turun kami memerlukan waktu kurang lebih
2,5 jam itu termasuk break dan foto-foto :D
Foto-foto dulu di track pasir sebelum turun |
09.00 WITA kami tiba di tenda di pelawangan sembalun ngantuk
dan lapar tentunya kami rasakan pada saat tiba di tenda. Berbincang-bincang
sembari ngopi dan ngudut menikmati panorama dan monyet liar yang bercanda gurau
dengan rekannya menjadi sajian istimewa kami setelah mencapai atap ke 3
Indonesia.
Tempat camp kami di Pelawangan Sembalun (tanggalnya masih ngaco #ignore) |
12.00 WITA kami semua melakukan packing untuk menuju danau
Segara anak estimasi yang di butuhkan adalah sekitar kurang lebih 3 jam.
Akhirnya pukul 13.00 WITA kami melakukan perjalanan, dan tidak lupa kami berdoa
kepada sang Kuasa untuk diberi kelancaran, kemudahan, dan kesehatan untuk
menuruni track berbatu dan cukup terjal, serta di temani rintik hujan yang
cukup banyak. Waktu berjalan seiring langkah gontai akhirnya kami tiba di
pantai eh salah maksudnya danau.
17.30 WITA akhirnya kami tiba di danau Segara anak, yang
awalnya diberi estimasi waktu 3 jam akhirnya kami membutuhkan waktu 4,5 jam
(maklumlah, kita kan pendaki wolesss :D). Dengan keadaan yang cukup lelah, baju
basah tanpa mimpi basah kami mencari
lapak untuk mendirikan tenda di pinggir danau
tempat istirahat kami. Seperti biasa kami berbagi tugas, Fajar sebagai
Koki abal-abal mulai meracik masakan, teguh sebagai penjual popcorn dia mulai
membuat cemilan, Iqbal sebagai kang cuci gelas dan piring kotor, Juni sebagai
pengloby ikan mujaer milik tetangga sebelah dengan modus barter, dan Toni
sebagai bocah tenggengan di dalam tenda. Udara dingin d segara anak dapat
terasa hangat dengan adanya tawa, canda dan cerita dari kami dan tetangga
sebelah. Dengan adanya danau di depan tenda kami, peralatan pancing pun siap
untuk di eksekusi (tapi tanpa joran) kail dan umpan terpasang dan si Teguh
mulai melemparkan kailnya, tapi ternyata dia mulai mengantuk akhirnya dia
meninggalkan pancingannya dengan berharap esok pagi dapat ikan mujaer
hahahaha...(maklum pemancing amatiran hahahaa)
Rabu, 5 Juni 2013
06.00 WITA kami pun terbangun dengan keadaan badan yang
lumayan (yahh taulah habis jalan panjang :D). Kami keluar tenda dan menghirup
udara segar di pagi hari di pinggir danau dan menikmati pemandangan gunung baru
jari. Akhirnya kami menghampiri tenda tetangga untuk mencari kopi pagi :D.
(pura-pura ngajak ngobrol sampai ditawari kopi, hahaha :D). Perlu diketahui di
danau Segara Anak ini juga terdapat mata air panas (hot spring water, kalo ga
salah bahasa Inggrisnya sih itu). Tenda sebelah pun mengajak kami untuk mandi
di air panas tersebut.
Modus para pencari kopi tetangga sebelah :D |
Ceritanya mancing dapet ikan |
Lokasi sumber air panas di Segara Anak bersama pendaki Bekasi, Jakarta, dan Lombok |
07.00 WITA kami berjalan menuju sumber mata air panas, jarak
yang ditempuh dari tempat ngecamp kami menuju sumber mata air panas kurang
lebih 30 menit. Di segara anak juga terdapat mata air yang segar sekali untuk
diminum, dan letaknya tidak jauh dari sumber mata air panas tersebut. Kenapa kami
memilih mengambil air yang untuk dikonsumsi tidak di danau segara anak ? karena
air di danau tersebut kurang segar untuk diminum, dan juga rasanya agak sedikit
asin. Jadi saran saya jika sudah berada di danau segara anak dan ingin mandi di
air panas, sebaiknya juga membawa botol untuk mengambil air yang segar di
sumbernya langsung. Pemandangan di sumber mata air panas juga tidak kalah
bagusnya lhoo
Sisi lain dari sumber mata air panas segara anak (abaikan tanggal) |
09.00 WITA kami kembali ke tempat ngecamp setelah puas mandi
dan bersih-bersih di air panas. Matahari sudah menampakkan sinarnya dan kami
pun memanfaatkannya untuk menjemur perlengkapan kami yang basah setelah sore
hari kemarin kehujanan. Rasa lapar pun sudah menghantui perut kami, masak-masak
pun segera kami lakukan. Acara santai, mengobrol, ngopi, mungutin sampah kami,
menikmati pemandangan gunung baru jari dan danau segara anak itulah kegiatan yang
kami lakukan di danau segara anak sebelum
kembali melakukan perjalanan naik ke pelawangan Senaru dan turun ke base camp
senaru. Di danau segara anak semua terasa damai, sunyi, tenang, bahkan semua
pikiran kerjaan atau masalah yang ada di rumah atau kantor hilang begitu saja
dengan panorama cipataan Tuhan yang indah ini, itu semua yang membuat kami
rindu Gunung Rinjani.
Tempat camp kami di Danau Segara Anak |
Indahnya kebersamaan |
Jangan lupa bawa sampah kita turun (syarat wajib) |
12.00 WITA kami mulai packing untuk bersiap menuju ke
pelawangan senaru, estimasi yang di butuhkan untuk mencapai pelawangan senaru
dari segara anak menurut teman kami yang sudah pernah yaitu kurang lebih sekitar
3 jam dengan track yang terus menanjak.
13.00 WITA kami mulai berjalan menuju pelawangan senaru, tidak
lupa seperti biasa ritual yang kami lakukan adalah berdoa sebelum melanjutkan
perjalanan. Seperti biasa perjalanan menuju pelawangan senaru itu melewati
bukit bukit, dan jalan melipir di samping tebing. Kewaspadaan dan kehati-hatian
sangat diperlukan disini. (bersambung dulu ah,capee bro :D)
Berfoto bersama pendaki lain |
Berfoto bersama pendaki lain |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar