Minggu, 30 Juni 2013

CATATAN PERJALANAN RINJANI RUTE SEMBALUN-SENARU 3726 Mdpl

Akhirnya waktu yang dinanti pun tiba setelah setahun merencanakan dan menabung untuk melakukan pendakian gunung tertinggi ke 3 di Indonesia yaitu Gunung Rinjani dengan ketinggian 3726 Mdpl. Tanggal 2 Juni 2013 adalah tanggal booking tiket penerbangan kami yang akan mengantarkan kami ke pulau lombok Nusa Tenggara Barat, setelah 1 bulan sebelumnya memesan tiket pesawat terlebih dahulu.
Dalam pendakian ke gunung Rinjani ini Tim One Way Adventure terdiri dari 5 orang yaitu Teguh Triyono, Fajar Tri Aryadi, Iqbal Pradipta, Juny Erdianto, dan Toni Ferdiansyah. Kami berlima sudah menyiapkan mental dan fisik untuk melakukan pendakian kali ini, maklumlah kami ini anak satu tongkrongan, pernah satu SMP, satu SD, malah temen satu TK. Dan bisa dibilang kami ini teman dari kecil ( lah jadi curhat..... okelah lanjut lagi)

Sabtu, 1 Juni 2013
Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB dan sudah saatnya kami berlima berangkat ke Bandara Soekarno Hatta Cengkareng untuk mengejar pesawat, kami berlima berangkat dari Tambun-Bekasi tepatnya Perum. Papanmas (ada yang tau ?) dari rumah Iqbal. Tapi sebelumnya kami sudah minta tolong kepada teman kami lainnya untuk mengantarkan kami ke Bandara. Dan syukur Alhamdulillah teman kami ini bersedia untuk meminjamkan kendaraannya mengantarkan kami ke Bandara. Teman yang mengantarkan kami ke Bandara yaitu Ponk-Q sebagai supir, Agung Black sebagai navigator, Afri Neddy dan Banik sebagai juru parkir (hahaha becanda mas bro :D). Ke Lombok jadi seperti pergi haji yang nganter banyak banget. Hahaha. Apa cuma pengen ngeliat pesawat, hahahah (kidding)


Penampakan kami saat berada di Bandara Soekarno-Hatta
Minggu, 2 Juni 2013
05.00 WIB pesawat kami take off (istilah tambunnya udah mablang/terbang) dari Bandara Soekarno Hatta menuju Lombok Nusa Tenggara Barat. Akhirnya sesuai estimasi waktu yang tertera di tiket pesawat yang memakan waktu penerbangan kurang lebih 1 jam 40 menit pesawat kami mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Lombok pada pukul 07.40 WITA (udah lebih sejam nih dari WIB, bingungkan ? pasti bingung ? gw aja bingung #ignore)


Bandara Internasional Lombok

07.40 WITA kami tiba di Bandara Internasioanal Lombok dan mengambil barang bawaan kami di bagasi. Setelah mengambil barang di bagasi kami langsung ke luar Bandara untuk mencari kendaraan menuju Desa Sembalun ( Base Camp Sembalun). Kami berlima tidak perlu mencari kendaraan lagi untuk menuju Desa Sembalun karena kami sudah di jemput oleh temannya fajar Tri Aryadi yang berada di Lombok (enak ya punya teman banyak), yang bernama Ayu dan Bang Rizal sebagai driver kami. ( tapi tetep aja nyarter dengan harga kawan, hahaha)

08.30 WITA kami mulai meninggalkan Bandara Internasional Lombok menuju Desa Sembalun, karena perut  yang sudah terasa lapar dan belum beli logistik untuk keperluan pendakian akhirnya kami mampir di pasar Aikmal terlebih dahulu. Setelah perut terisi dan logistik terpenuhi kami melanjutkan perjalan menuju Desa Sembalun, sepanjang perjalanan mata kami dimanjakan pemandangan dan udara segar pulau Lombok. Jalan mulai berliku dan monyet-monyet liar menampakkan dirinya di pinggir jalan menandakan kami sudah mulai memasuki daerah kaki gunung Rinjani.

12.00 WITA akhirnya kami sampai di Base Camp Sembalun (cepet yaa ? iyalah Bang Rizal nyupirnya edaannn kya’ pembalap Mclaren hahaha). Syarat wajib bagi pendaki untuk melakukan pendakian di TNGR (Taman Nasional Gunung Rinjani) adalah registrasi para pendaki dengan melampirkan foto copy KTP dan membayar tiket masuk beserta asuransi Rp. 2.500,- / orang. (murah yaa ? ngga seperti Taman Nasional tetangga sebelah #ehh)

Base Camp Sembalun
13.00 WITA setelah re-packing dan ganti kostum mendaki (maklum, kan tadi pagi naek pesawat) kami mulai mendaki melalui Desa Sembalun. 

re-packing dan ganti kostum dulu sebelum melakukan pendakian

Ladang perkebunan warga masih terlihat jelas di sisi kanan dan kiri kami dan dengan medan yang tidak terlalu menanjak, dari base camp Sembalun kami bertemu pendaki lain yang berasal dari Lombok dan Jakarta. 


Alhamdulillah pada siang hari kami mendaki cuaca tidak terlalu panas dan tidak hujan, jadi pada saat kami mendaki di lindungi oleh cuaca yang bersahabat. Perlu diketahui track dari Base Camp Sembalun itu cukup jelas dengan panorama perbukitan dan savana yang luas, jadi kalo lagi panas itu mendaki bisa panas sekali, dan kalo lagi hujan dan ada angin bisa dingin sekali.




16.00 WITA setelah berjalan kurang lebih 3 jam akhirnya kami sampai di Pos 1 Sembalun dengan cuaca yang sudah terlihat mendung dan gerimis, maklumlah dari base camp ke pos 1 3 jam, karena kami pendaki woles hahaha. Disaat kami istirahat di Pos 1 ternyata hujan mulai turun, dan kami pun mulai menyiapkan perlengkapan perang (jas ujan mana jas ujann) perjalanan kami lanjutkan untuk menuju Pos 2 Sembalun dengan keadaan hujan dan masih track perbukitan.

Pos 1 Sembalun dan cuaca mulai kabut disertai gerimis

17.30 WITA tibalah kami di Pos 2 Sembalun, setelah kami tiba di Pos 2 ternyata di pos 2 sudah banyak pendaki lain yang berteduh, dan ternyata itu pendaki yang kita temui di Base Camp Sembalun. Di saat kami berbincang-bincang si Teguh nyeletuk “kyanya kenal deh sama abang ini ? oh yang waktu itu ke Gn. Cikuray ber dua yak “ dan ternyata benar kami bertemu Mas Adi yang waktu itu Teguh, Fajar dan Iqbal mendaki Cikuray pertama pada bulan Desember 2012. Karena kami istirahat sudah terlalu lama dan terasa dingin akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Pos 3 Sembalun



Suasana di Pos 2 Sembalun

18.00 WITA hari mulai gelap dan hujan pun masih turun, dan kami pun mulai menambahkan perlengkapan perang lagi (senter mana senterr). Berjalan....berjalannn.... dan terus berjalan hingga akhirnya menemui Pos 3 extra (wewww gw kira udah Pos 3 ga taunya ada bacaan “extra” sabar...sabar). di pos 3 extra kami tidak istirahat karena setelah bertanya ke pendaki yang sudah berulang kali ke Rinajni jarak antara Pos 3 extra dan Pos 3 itu tidak terlalu jauh, masih sekitar 1,5 jam lagi lah kurang lebih.

21.00 WITA akhirnya kami sampai di Pos 3 Sembalun dengan keadaan mulai kelelahan dan tentunya laper, track di saat hujan memang sedikit memakan tenaga karena ransel  bertambah berat karena basah. Kami memutuskan ngecamp di Pos 3 Sembalun dan mulai mencari lapak, Alhamdulillah akhirnya kami kebagian lapak walau ala kadarnya dengan posisi di pinggir tebing dan agak miring, tapi ngga papalah dari pada ngga kebagian dan ngga bisa istirahat :D.  Setelah tenda berdiri kami pun langsung berganti kostum tidur dan mulai masak untuk mengisi perut kosong dan menghangatkan badan. Setelah perut terisi acara tidurpun dimulai. Perlu diketahui di Pos 3 Sembalun ini jangan takut akan kekurangan air karena sumber air di Pos 3 ini banyak sekali, mau yang mandi, buang hajat juga bisa :D.

Senin, 3 Juni 2013
06.00 WITA kami terbangun dan sinar mentari mulai menampakkan cahyanya (ceileee bahasanyeee) mumpung ada sinar matahari kami pun memanfaatkannya untuk menjemur pakaian, sepatu, dan lainnya yang basah untuk dijemur, sembari menjemur kami pun juga memasak untuk persiapan tenaga menuju pelawangan Sembalun. Seperti yang diceritakan teman-teman kami yang sudah pernah ke TNGR, setelah Pos 3 track yang dilalui itu mulai terasa berat dan berat untuk menuju pelawangan Sembalun. Dan track itu dinamai “7 Bukit Penyesalan” (weeeewww namanya udah bikin down duluan -__-) jadi di balik bukit ada bukit, di balik bukit ada bukit begitu seterusnya sampai 7 kali, itu katanya.

Memanfaatkan sinar matahari untuk menjemur :D




Tempat camp kami di Pos 3 Sembalun

12.00 WITA dengan mental dan tekad yang bulat kami mulai melanjutkan pendakian tak perduli berapapun bukit yang harus kami lalui karena kami sudah bulatkan tekad dari awal. Bismillah dengan izin Allah kami mulai melanjutkan pendakian. Satu bukit, dua bukit, tiga bukit, dan akhirnya kami pun lupa sudah berapa bukit, akhirnya kami mengabaikan berapa bukit yang sudah kami lalui, dan juga dari 7 bukit penyesalan terlihat jalur letter S Rinjani yang sempat membuat down kami, (ternyata masih jauh yaaaa ) . Break, haha hihi, ngopi, ngerokok, nyemil, melihat pemandangan sambil ngos-ngosan, itulah yang kami lakukan di sepanjang perjalanan di 7 bukit penyesalan. Saya juga tidak tahu kenapa diberikan nama 7 bukit penyesalan ? (mungkin ada yang tahu ). Analisa saya sih dinamakan 7 bukit penyesalan itu karena ada 7 bukit yang harus dilalui setiap para pendaki untuk menuju pelawangan sembalun dan akhirnya menyesal. Iyaaaa menyesal kenapa baru sekarang melihat panorama seindah ini di pelawangan sembalun. Dengan panorama Danau Segara Anak, Gunung Baru jari yang muncul di danau segara anak, kaldera yang luas, puncak Rinjani yang gagah Subhanallah sungguh indah sekali CiptanMU ya Allah, beruntungnya saya dilahirkan di Negri yang cantik, indah, atau apalah ini. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).



Break sejenak


Terlihat jalur letter S dari 7 bukit penyesalan

17.00 WITA tiba di pelawangan sembalun sembari menikmati sunset dan tentunya foto-foto :D. Setelah puas menikmati panorama ciptaan Tuhan kami pun mencari lapak untuk membuka tenda, karena matahari sudah terbenam dan suhu udara sudah mulai menurun kami pun langsung berganti kostum dan berbagi tugas. Ada yang mengambil air, masak, dan mendirikan tenda. Perlu diketahui di pelawangan sembalun ini juga terdapat mata air jadi kita tidak perlu khawatir akan kekurangan air, tapi perjalanan untuk mengambil air di pelawangan sembalun ini cukup lumayan sekitar 30 menit untuk mencapai mata air tersebut. Malam hari di pelawangan sembalun cukup indah dengan ditemani bintang-bintang dilangit dan udara yang dingin. Kami makan diluar tenda untuk menikmati suasana tersebut dan briefing untuk summit attack pada malam hari nanti.

Panorama pelawangan Sembalun (sorry tanggal kameranya ngaco :D)


Panorama Pelawangan Sembalun

Sunset Pelawangan Sembalun

Selasa, 4 Juni 2013
00.30 WITA dini hari alarm mulai berbunyi dan kami pun terbangun untuk melakukan summit attack (pendakian menuju puncak rinjani). Melakukan persiapan, makan cemilan membawa beberapa botol air dan cemilan akhirnya 01.00 dini hari kami mulai melakukkan summit attack dengan berdoa terlebih dahulu sebelumnya, memohon kepada Maha Pencipta untuk diberikan kelancaran, kemudahan, dan kesuksesan dalam mencapai puncak Rinjani. Track curam, berpasir, udara, angin dingin, bahkan suara gemuruh (geluduk bahasa Bekasinya) mulai kami rasakan. Sungguh membutuhkan tekad, perjuangan, dan kesabaran yang besar untuk menjalani itu semua. Disaat kami berada di letter S ternyata para pendaki sudah mulai kelelahan dan sudah salip menyalip (ada yang tidur dibalik bebatuan besar, ada yang lagi sholat di balik bebatuan, ada yang serokoan di balik batu dan lain-lain)

05.30 WITA Alhamdulillah atas ijin Allah SWT akhirnya kami sampai di puncak Gunung Rinjani gunung tertinggi ke 3 di Indonesia dengan ketinggian 3726 Meter di atas permukaan laut. Rasa bahagia, tidak percaya kalau sudah di puncak, ingin menangis tapi ngga bisa,  semua di rasakan di puncak Rinjani. di puncak Rinjani kami berfoto bersama, menikmati indahnya matahari terbit, dan berfoto bersama pendaki lain baik dari dalam negri maupun luar negri. Semua merasa kita ini saudara walaupun baru satu kali itu bertemu, karena kita punya tujuan dan perjuangan yang sama yaitu menggapai puncak tertinggi dan kembali dengan selamat.

Iqbal Pradipta di Puncak Rinjani (3726 Meter di atas permukaan laut)

Fajar Tri Aryadi di Puncak Rinjani (3726 Meter di atas permukaan laut)

Toni Ferdiansyah di Puncak Rinjani (3726 Meter di atas permukaan laut)

Teguh Triyono di Puncak Rinjani (3726 Meter di atas permukaan laut)

Juni Erdianto di Puncak Rinjani (3726 Meter di atas permukaan laut)

Tim One Way Adventure (EE ONYET) di Puncak Rinjani (3726 Meter di atas permukaan laut)
Pak'de dari Canada hahaha (sori tanggalnya ngaco lagi :D)

06.30 WITA setelah 1 jam berada di puncak Rinjani kami memutuskan untuk kembali turun ke tenda karena udaranya begitu menusuk (dingiinn brrooo). Pada saat summit attack kami memerlukan kurang lebih 4,5 jam untuk mencapai puncak dan pada saat turun kami memerlukan waktu kurang lebih 2,5 jam itu termasuk break dan foto-foto :D
Foto-foto dulu di track pasir sebelum turun

09.00 WITA kami tiba di tenda di pelawangan sembalun ngantuk dan lapar tentunya kami rasakan pada saat tiba di tenda. Berbincang-bincang sembari ngopi dan ngudut menikmati panorama dan monyet liar yang bercanda gurau dengan rekannya menjadi sajian istimewa kami setelah mencapai atap ke 3 Indonesia.

Tempat camp kami di Pelawangan Sembalun (tanggalnya masih ngaco #ignore)

12.00 WITA kami semua melakukan packing untuk menuju danau Segara anak estimasi yang di butuhkan adalah sekitar kurang lebih 3 jam. Akhirnya pukul 13.00 WITA kami melakukan perjalanan, dan tidak lupa kami berdoa kepada sang Kuasa untuk diberi kelancaran, kemudahan, dan kesehatan untuk menuruni track berbatu dan cukup terjal, serta di temani rintik hujan yang cukup banyak. Waktu berjalan seiring langkah gontai akhirnya kami tiba di pantai eh salah maksudnya danau.

17.30 WITA akhirnya kami tiba di danau Segara anak, yang awalnya diberi estimasi waktu 3 jam akhirnya kami membutuhkan waktu 4,5 jam (maklumlah, kita kan pendaki wolesss :D). Dengan keadaan yang cukup lelah, baju basah tanpa mimpi basah kami  mencari lapak untuk mendirikan tenda di pinggir danau  tempat istirahat kami. Seperti biasa kami berbagi tugas, Fajar sebagai Koki abal-abal mulai meracik masakan, teguh sebagai penjual popcorn dia mulai membuat cemilan, Iqbal sebagai kang cuci gelas dan piring kotor, Juni sebagai pengloby ikan mujaer milik tetangga sebelah dengan modus barter, dan Toni sebagai bocah tenggengan di dalam tenda. Udara dingin d segara anak dapat terasa hangat dengan adanya tawa, canda dan cerita dari kami dan tetangga sebelah. Dengan adanya danau di depan tenda kami, peralatan pancing pun siap untuk di eksekusi (tapi tanpa joran) kail dan umpan terpasang dan si Teguh mulai melemparkan kailnya, tapi ternyata dia mulai mengantuk akhirnya dia meninggalkan pancingannya dengan berharap esok pagi dapat ikan mujaer hahahaha...(maklum pemancing amatiran hahahaa)

Rabu, 5 Juni 2013
06.00 WITA kami pun terbangun dengan keadaan badan yang lumayan (yahh taulah habis jalan panjang :D). Kami keluar tenda dan menghirup udara segar di pagi hari di pinggir danau dan menikmati pemandangan gunung baru jari. Akhirnya kami menghampiri tenda tetangga untuk mencari kopi pagi :D. (pura-pura ngajak ngobrol sampai ditawari kopi, hahaha :D). Perlu diketahui di danau Segara Anak ini juga terdapat mata air panas (hot spring water, kalo ga salah bahasa Inggrisnya sih itu). Tenda sebelah pun mengajak kami untuk mandi di air panas tersebut.

Modus para pencari kopi tetangga sebelah :D

Ceritanya mancing dapet ikan


Lokasi sumber air panas di Segara Anak bersama pendaki Bekasi, Jakarta, dan Lombok



07.00 WITA kami berjalan menuju sumber mata air panas, jarak yang ditempuh dari tempat ngecamp kami menuju sumber mata air panas kurang lebih 30 menit. Di segara anak juga terdapat mata air yang segar sekali untuk diminum, dan letaknya tidak jauh dari sumber mata air panas tersebut. Kenapa kami memilih mengambil air yang untuk dikonsumsi tidak di danau segara anak ? karena air di danau tersebut kurang segar untuk diminum, dan juga rasanya agak sedikit asin. Jadi saran saya jika sudah berada di danau segara anak dan ingin mandi di air panas, sebaiknya juga membawa botol untuk mengambil air yang segar di sumbernya langsung. Pemandangan di sumber mata air panas juga tidak kalah bagusnya lhoo

Sisi lain dari sumber mata air panas segara anak (abaikan tanggal)

09.00 WITA kami kembali ke tempat ngecamp setelah puas mandi dan bersih-bersih di air panas. Matahari sudah menampakkan sinarnya dan kami pun memanfaatkannya untuk menjemur perlengkapan kami yang basah setelah sore hari kemarin kehujanan. Rasa lapar pun sudah menghantui perut kami, masak-masak pun segera kami lakukan. Acara santai, mengobrol, ngopi, mungutin sampah kami, menikmati pemandangan gunung baru jari dan danau segara anak itulah kegiatan yang kami lakukan di danau segara anak  sebelum kembali melakukan perjalanan naik ke pelawangan Senaru dan turun ke base camp senaru. Di danau segara anak semua terasa damai, sunyi, tenang, bahkan semua pikiran kerjaan atau masalah yang ada di rumah atau kantor hilang begitu saja dengan panorama cipataan Tuhan yang indah ini, itu semua yang membuat kami rindu  Gunung Rinjani.

Tempat camp kami di Danau Segara Anak

Indahnya kebersamaan 
Jangan lupa bawa sampah kita turun (syarat wajib)
12.00 WITA kami mulai packing untuk bersiap menuju ke pelawangan senaru, estimasi yang di butuhkan untuk mencapai pelawangan senaru dari segara anak menurut teman kami yang sudah pernah yaitu kurang lebih sekitar 3 jam dengan track yang terus menanjak.


13.00 WITA kami mulai berjalan menuju pelawangan senaru, tidak lupa seperti biasa ritual yang kami lakukan adalah berdoa sebelum melanjutkan perjalanan. Seperti biasa perjalanan menuju pelawangan senaru itu melewati bukit bukit, dan jalan melipir di samping tebing. Kewaspadaan dan kehati-hatian sangat diperlukan disini. (bersambung dulu ah,capee bro :D)

Berfoto bersama pendaki lain


Berfoto bersama pendaki lain